Close

Not a member yet? Register now and get started.

lock and key

Sign in to your account.

Account Login

Forgot your password?

HIKMAT ALLAH YANG TAK TERSELAMI AKAL MANUSIA (1 Kor 1:18-24)

13 Oct Posted by in Uncategorized | Comments

Dalam pembahasan sebelumnya telah saya jelaskan bahwa pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus tidak berdasarkan hikmatnya sendiri tetapi berdasarkan hikmat Allah. Mengapa? Alasannya adalah supaya salib Kristus tidak menjadi sia-sia. Kita perlu memahami bahwa jika kita hanya mengandalkan hikmat kekuatan kita dalam pemberitaan Injil, maka kita tidak akan mampu melakukannya. Kita juga harus menyadari ada banyak hal yang sulit kita pahami, tetapi dengan anugerah Tuhan, kita dapat memahami rahasia Injil Yesus Kristus.
Melalui pembahasan ini, Paulus mengajak kita untuk melihat bahwa hikmat Allah jauh melebihi hikmat manusia. Manusia tidak dapat memahami Allah dan hikmat-Nya tanpa pertolongan Allah. Jika kita bisa memahami segelintir mengenai hikmat Allah, itupun merupakan anugerah Allah bagi kita, karena banyak orang yang sulit memahami hal tersebut.
Mari kita perhatikan apa yang dikatakan Paulus dalam 1 Korintus 1:18-24, “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.” Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.”
Dalam ayat 18 Paulus mengatakan bahwa pemberitaan tentang salib merupakan kebodohan bagi orang-orang yang akan binasa, tetapi kita harus yakin bahwa itu merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan. Dari sejak zaman dahulu sampai saat ini banyak orang yang menertawakan pemberitaan Kristus yang disalib. Orang bukan hanya tidak mempercayainya, tetapi mereka menganggap itu sebagai lelucon yang tidak lucu. Bagaimana mungkin Allah yang Maha Kuasa itu mati di atas kayu salib di Golgota? Bukankah itu penghinaan terhadap Allah? Banyak orang yang menganggap berita penyaliban Kristus sebagai berita yang tidak masuk akal sehat. Banyak orang yang menganggap berita tentang penyaliban Kristus sebagai tanda dari kekalahan Kristus. Mereka tidak dapat dan tidak mau mempercayai bahwa Kristus yang disalib merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan seluruh orang yang percaya kepada Kristus.
Dalam ayat 20 dikatakan bahwa Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan. Mengapa? Karena hikmat dunia ini tidak dapat mengenal Allah. Manusia tidak mampu mengenal siapa Allah dengan pikirannya sendiri. Manusia tidak mampu untuk mengetahui rencana dan rancangan Allah dengan hikmatnya sendiri. Manusia harus bergantung pada hikmat Allah jika ingin mengetahui rancangan Allah dalam dunia ini dan rancangan Allah bagi kehidupan manusia.
Kemudian dalam ayat 22 Paulus menyampaikan fenomena yang masih sering terjadi sampai saat ini. Paulus mengatakan dalam konteks pada waktu itu bahwa orang Yahudi menghendaki tanda sementara orang Yunani mencari hikmat. Orang Yahudi terus menerus meminta tanda, sekalipun tanda itu telah sering mereka saksikan. Orang Yahudi berpendapat bahwa kerajaan Allah senantiasa dihadirkan dengan tanda atau semeion dalam bahasa Yunani. Semeion merupakan tanda mujizat atau kuasa yang supranatural. Mereka berpendapat bahwa kehadiran kerajaan Allah senantiasa dinyatakan dengan tanda mujizat. Jika tidak ada mujizat, maka tidak ada kehadiran Allah. Kita tidak bisa mengklaim bahwa Allah hadir ditengah-tengah kita jika tanda ajaib dan mujizat tidak dinyatakan.
Di sisi lain, orang Yunani mengatakan bahwa kerajaan Allah itu harus masuk akal. Allah adalah Allah yang berlogika, oleh karena itu setiap hal yang berbicara tentang kerajaan Allah, harus masuk akal sehat manusia. Mereka mengandalkan logika untuk menentukan apakah sesuatu itu dari Allah atau tidak. Mereka terus-menerus memperdalam hikmat untuk memahami rancangan Allah.
Bukankah kedua fenomena tersebut terjadi dewasa ini? Bukankah banyak orang akhir-akhir ini yang mencari mujizat? Bukankah ada orang yang beranggapan bahwa mujizat merupakan indikator dari kehadiran Allah? Tetapi saya ingin menekankan bahwa dewasa ini penekanan tentang mujizat bukan hanya terjadi pada umat Kristiani saja. Tidak sedikit orang di luar Kristen yang menawarkan dan mendemonstrasikan mujizat. Jika mujizat menjadi tolak ukur, apakah dapat kita katakan bahwa mujizat yang dilakukan oleh orang yang bukan Kristen menjadi tanda akan kehadiran kuasa Allah?
Sekarang jika kita kembali tentang hikmat dunia, yaitu yang mengandalkan pikiran sendiri, dengan mengatakan bahwa jika tidak masuk akal, maka hal itu pasti bukan firman Allah. Kita telah menjadikan akal pikiran kita menjadi tolak ukur apakah firman Allah itu sah atau tidak. Jika sesuatu itu tidak sesuai dengan pikiran kita, maka kita mengatakan hal itu sesat.
Apakah semua yang terjadi dalam sejarah manusia masuk akal? Jika kita melihat dalam Perjanjian Lama, apakah masuk akal jika Daniel yang berada di gua singa semalam-malaman bisa tetap hidup dan utuh? Apakah masuk akal jika Sadrakh, Mesak dan Abednego tidak hangus terbakar api? Apakah masuk akal jika umat Israel bisa menyeberangi laut Teberau yang terbelah dua? Apakah masuk akal jika air bah meliputi bumi? Apakah masuk akal jika tembok Yeriko rubuh hanya dengan nyanyian? Tetapi semuanya itu merupakan fakta sejarah.
Mari kita perhatikan kembali ayat 22-24. Orang Yahudi menghendaki tanda mujizat dan orang Yunani mencari hikmat, tetapi Paulus memberitakan Kristus yang disalibkan. Orang Yahudi berusaha mencari tanda mujizat bahkan menuntut tanda mujizat dari Allah, namun yang mereka temukan adalah Kristus yang disalibkan. Sikap yang terus-menerus menuntut tanda mujizat menyebabkan Kristus yang disalib itu menjadi batu sandungan bagi mereka. Mereka tidak pernah bertemu dengan juruselamatnya yang disalibkan itu.
Saya pernah mendengar seseorang yang mengatakan, jika Tuhan benar-benar ada, jika Kristus benar-benar juruselamat, saya mau supaya Dia menyatakan kuasanya saat ini juga. Jika tanda mujizat tidak ada, maka saya tidak akan percaya. Secara pribadi saya kasihan dengan orang-orang yang demikian. Mereka meminta tanda, sebuah tanda mujizat, namun mereka tidak sadar bahwa Kristus yang disalib itu merupakan tanda mujizat terbesar sepanjang sejarah, dan itu sudah diberikan, namun banyak orang yang tidak memahaminya. Saya juga ingin mengatakan bahwa jika Anda menyandarkan iman Anda pada tanda mujizat, maka iman Anda akan lenyap ketika tanda mujizat tidak dinyatakan. Iman kita harus disandarkan pada Kristus yang disalib itu.
Kemudian Paulus mengatakan bahwa Kristus yang disalib itu menjadi kebodohan bagi orang Yunani yang senantiasa mengejar hikmat. Mereka ingin mengukur dan mengenal siapa Yesus itu menurut pola pikir dan hikmat mereka. Karena mereka mengukur Kristus dengan standar mereka, hasilnya adalah bahwa mempercayai Kristus yang disalib itu sebagai Juruselamat merupakan suatu kebodohan.
Sekalipun Kristus yang disalib itu merupakan batu sandungan bagi orang Yahudi yang senantiasa mencari tanda mujizat dan menjadi kebodohan bagi orang Yunani yang mengejar hikmat, namun bagi setiap orang percaya, Kristus yang disalib itu merupakan kekuatan Allah dan hikmat Allah. Setiap orang yang percaya, Kristus yang disalib itu merupakan tanda mujizat yang terbesar dan hikmat yang terbesar dari Allah. Siapapun dia, baik Yahudi maupun Yunani, jika mereka mempercayai Kristus yang disalib itu sebagai Tuhan dan juruselamat mereka, itu menjadi tanda ajaib dan hikmat ajaib, yang memberikan keselamatan dan kehidupan yang kekal bagi mereka. Siapapun Anda, jika Anda mempercayai Kristus yang disalib itu, maka itu akan menjadi mujizat terbesar dalam kehidupan Anda, yang memberikan keselamatan kekal bagi saudara dan saya.

By : ” Buku Kehidupan Kristiani
dalam Dunia yang Rusak
(Christianity in Corrupt World)”

Back to the Bible Indonesia

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.