Close

Not a member yet? Register now and get started.

lock and key

Sign in to your account.

Account Login

Forgot your password?

JANGAN MENGHAKIMI (1 Kor 4:1-6)

26 Oct Posted by in Uncategorized | Comments

Bagaimanakah pandangan Anda terhadap hamba-hamba Tuhan dewasa ini? Pada umumnya rasa hormat masih diberikan kepada hamba-hamba Tuhan, namun ada juga sebagian orang yang kurang menghormati hamba Tuhan. Alasan mereka adalah karena mereka yang menyebut dirinya sebagai hamba Tuhan, tetapi tidak menunjukkan kualitasnya sebagai hamba Tuhan dalam kehidupannya. Bahkan adajuga orang yang tidak mempercayai hamba Tuhan. Apapun pandangan Anda terhadap hamba Tuhan, hal itu menjadi masukan yang berguna bagi setiap hamba Tuhan untuk tetap hidup dalam Tuhan dan terus meningkatkan mutu pelayanannya.
Sebagai orang yang memiliki panggilan khusus menjadi hamba Tuhan, tentunya memiliki kualitas yang berbeda dengan orang lain. Saya tidak mengatakan bahwa hamba Tuhan itu seperti malaikat yang tidak jatuh dalam dosa, tetapi sebagai manusia yang memiliki potensi untuk jatuh dalam dosa, tetapi tidak akan pernah hidup dalam dosa. Sebagai pelayan Tuhan, tentunya memiliki kualitas yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Ini bukan hanya suatu persyaratan tetapi juga merupakan tuntutan dari orang yang dilayani. Jika kita tidak memiliki kualitas hidup yang lebih baik dari orang lain, bagaimana kita akan melayani mereka?
Paulus menyadari akan kualitas seorang hamba Tuhan, dan itulah sebabnya dia tidak pernah takut jika dihakimi oleh siapapun, karena dia mengenal siapa dirinya. Dalam 1 Kor 4:1-6 dikatakan, “Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai. Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah. Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: “Jangan melampaui yang ada tertulis”, supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain.”
Dalam ayat 1-2 Paulus meminta supaya setiap orang memperlakukan hamba Tuhan sebagai hamba Tuhan. Alasan Paulus adalah karena hamba Tuhan itu dapat dipercaya. Pernyataan Paulus ini sebenarnya bukan sekedar himbauan bagi anggota jemaat, tetapi juga tantangan bagi hamba Tuhan untuk terus memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Paulus mengingatkan bahwa kepada hamba-hamba Tuhan telah dipercayakan rahasia Allah. Kata rahasia Allah juga menunjuk bahwa yang dipercayakan itu merupakan hal yang sangat penting. Jika Allah mempercayakan hal yang sangat penting kepada hamba-hambaNya, maka sudah selayaknyalah hamba-hamba Tuhan itu bisa dipercaya.
Hal lain yang perlu kita pahami adalah bahwa jika hamba Tuhan sudah kehilangan kepercayaan dari yang dia layani, maka dia tidak akan pernah bisa efektif melayani. Bagaimana mungkin dia bisa melayani orang yang tidak mempercayai dia? Hal yang terpenting dari seorang hamba Tuhan adalah bisa dipercaya dan mempercayai orang lain. Jika persyaratan ini tidak bisadipenuhi, maka peranan dia sebagai hamba Tuhan menjadi tidak efektif.
Mari kita perhatikan ayat 3 yang berkata, “Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi.” Apa yang dimaksud Paulus dengan perkataan, “Bagiku sedikit sekali artinya…” Apakah dia anggap enteng penghakiman dari orang lain atau pengadilan dari manusia? Ada orang yang menafsirkan demikian, tetapi bukan itu yang dimaksudkan Paulus.
Ketika Paulus mengatakan bahwa baginya sedikit sekali artinya jika dihakimi oleh manusia atau pengadilan, hal itu dikarenakan Paulus yakin betul bahwa tidak ada yang tersembunyi dalam dirinya. Paulus yakin bahwa dia memiliki integritas, tidak ada yang dia sembunyikan atau dia selewengkan, dia bersikap terbuka, sehingga jika manusia atau pengadilan mengadili dia, Paulus memiliki rasa percaya diri, bahwa dia akan dinyatakan tidak bersalah. Itulah sebabnya mengapa Paulus mengatakan bahwa baginya tidak begitu berarti pengadilan manusia, karena dia yakin akan dinyatakan tidak bersalah.
Jika kita tidak melakukan kesalahan, jika tidak ada hal yang kita sembunyikan atau kita selewengkan, jika kita memiliki integritas, maka kita tidak akan merasa takut sekalipun kita diajukan ke pengadilan, karena pengadilan itu sendiri justru akan membuktikan bahwa kita tidak bersalah. Hal ini ditegaskan oleh Paulus dalam ayat 4. Supaya kita tidak salah dalam memahami ayat 4 ini, mari kita bandingkan dengan terjemahan NIV yang berkata, “My conscience is clear, but that does not make me innocent.” Sementara dalam terjemahan NRSV dikatakan, “I am not aware of anything against myself, but I am not thereby acquitted.” Dalam terjemahan NIV Paulus mengatakan bahwa hatinuraninya bersih, namun hal itu tidak membuat dia menjadi orang yang tidak berdosa. Sementara dalam terjemahan NRSV Paulus mengatakan bahwa dia tidak merasa bahwa ada hal-hal dalam dirinya yang menentang dirinya sendiri, tetapi hal itupun tidak membuat dia menjadi bebas.
Hal pertama yang perlu kita perhatikan dari ayat 4 ini adalah bahwa Paulus mengatakan bahwa dia memiliki hatinurani yang bersih. Hal inilah yang menimbulkan keyakinan dalam dirinya, bahwa jika manusia berusaha mengadili dia, maka dia akan dinyatakan tidak bersalah. Hal kedua yang hendak dikatakan Paulus adalah bahwa sekalipun dia memiliki hatinurani yang bersih, tetapi bukan hal itu yang membuat dia dibenarkan oleh Allah. Paulus sangat sadar bahwa dia dibenarkan dihadapan Allah, karena anugerah Allah semata, bukan dikarenakan kebersihan hatinurani Paulus.
Paulus kembali mengingatkan bahwa yang menghakimi dia dan yang akan menghakimi setiap orang adalah Tuhan. Dan ketika Tuhan datang menghakimi manusia, segala sesuatu yang tersembunyi, atau segala hal yang mungkin dapat kita sembunyikan dihadapan manusia, semuanya akan terbuka di hadapan Allah. Bahkan Allah akan membuka segala sesuatu yang kita rencanakan dengan sembunyi atau segala hal yang kita rencanakan dalam hati. Jika kita memahami hal ini, maka kita tidak perlubersandiwara atau menyembunyikan kesalahan kita, karena hal itu akan dibukakan oleh Tuhan pada masa penghakiman.
Setelah menjelaskan hal tersebut, dalam ayat 6 Paulus mengatakan bahwa apa yang dia ucapkan tersebut, pertama-tama dia terapkan pada dirinya sendiri dan juga kepada Apolos, dan mengajak umat percaya lainnya untuk mengikuti jejaknya, yaitu hidup dalam integritas, dan hidup benar di hadapan Tuhan, supaya kita tidak dikejar-kejar oleh perasaan bersalah.

By : ” Buku Kehidupan Kristiani
dalam Dunia yang Rusak
(Christianity in Corrupt World)”

Back to the Bible Indonesia

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.