Close

Not a member yet? Register now and get started.

lock and key

Sign in to your account.

Account Login

Forgot your password?

KEILAHIAN KRISTUS (Kolose 1:15-23)

30 Nov Posted by in Uncategorized | Comments

SUKACITA DALAM PENDERITAAN

(Kolose 1:24-29)

 

Dalam bab sebelumnya, telah dibahas tentang keilahian Yesus Kristus. Yesus adalah Tuhan Allah yang mulia. Di dalam kemuliaanNya, Yesus rela melepaskan segalanya bahkan menyerahkan nyawaNya supaya setiap orang yang percaya kepadaNya menerima kehidupan yang kekal.

Paulus memahami dan merasakan kasih Yesus yang telah mati baginya, dan itulah sebabnya dalam ayat 23 dari Kolose pasal 1, Paulus mengatakan bahwa Dia adalah hamba Kristus. Ini bukan sekedar pengakuan, tetapi juga merupakan komitmen untuk menjadi hamba Kristus. Paulus mau menjadi hamba Kristus untuk membalas kasih Yesus, sekalipun sebenarnya dia tidak akan pernah sanggup membalas kasih Yesus. Namun ini merupakan respons yang baik dan yang menyenangkan hati Allah. Paulus menjelaskan hal ini supaya setiap orang percaya yang telah menerima keselamatan melakukan hal yang sama, yaitu rela untuk menjadi hamba Kristus bahkan rela menderita untuk Injil Kristus.

Mari kita perhatikan Kolose 1:24-29 yang berkata, “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.”

Dalam ayat 24 ini Paulus mengatakan bahwa dia bersukacita, karena dia boleh menderita karena jemaat. Kata “kamu” dalam nats ini harus diterjemahkan dengan kata “jemaat” secara umum, karena ini bukan hanya menunjuk pada jemaat Tuhan di Kolose saja, tetapi untuk seluruh jemaat Tuhan. Paulus bersukacita karena dia boleh menderita untuk jemaat atau tubuh Kristus.

Kalau kita tidak memahami latar belakang dan maksud Paulus, maka mungkin ada yang berpikir bahwa Paulus sudah tidak waras. Ada yang berpikir bahwa Paulus menjadi frustrasi karena dipenjarakan. Apalagi jika dihubungkan dengan fakta bahwa Paulus menuliskan surat ini pada tahun pertama dia dipenjarakan di Roma.

Mungkin kita juga memiliki pertanyaan yang sama. Bagaimana mungkin Paulus bersukacita karena menderita? Perlu diingat bahwa Paulus bukan sekedar menderita, namun menderita untuk jemaat Tuhan atau tubuh Kristus. Namun demikian, hal ini belum bisa menolong kita memahami mengapa Paulus bersukacita dalam penderitaannya.

Sekarang perhatikan kembali ayat 24 tersebut yang mengatakan bahwa Paulus bersukacita karena dia boleh menderita. Kata “boleh” merupakan kata yang penting. Boleh, artinya diijinkan atau dilayakkan. Paulus bersukacita karena diijinkan dan dilayakkan untuk merasakan penderitaan Kristus. Hal ini harus kita pahami terlebih dahulu, supaya kita tidak memiliki pemahaman yang keliru terhadap kalimat berikutnya yang masih merupakan bagian ayat 24. Paulus bersukacita, karena dia diijinkan dan dilayakkan merasakan penderitaan Kristus.

Anda masih ingat kehidupan Paulus sebelum menjadi murid Kristus? Dia adalah penganiaya jemaat. Tanpa disadari, Paulus telah memberontak dan melawan Allah. Tanpa dia sadari, Paulus sebenarnya menganiaya Yesus Kristus. Itulah sebabnya ketika Yesus menampakkan diriNya kepada Paulus, Yesus bertanya, “Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?”

Jika dilihat dari latar belakang kehidupan Paulus, dia layak menerima hukuman mati dan dibinasakan. Namun kasih Kristus merangkul Paulus. Paulus merasakan bagaimana Kristus sangat mengasihinya. Setiap kali Paulus mengingat masa-masa pertobatannya, dia tidak bisa melupakan bagaimana dia telah menganiaya tubuh Kristus. Paulus ingin membalas kasih Kristus. Paulus ingin menderita untuk Kristus, dan keinginannya itu dipenuhi oleh Kristus. Paulus diijinkan dan dilayakkan untuk menderita bagi Kristus. Itulah sebabnya Paulus bersukacita. Kasih Paulus terhadap Kristus, mendorongnya untuk memiliki keinginan untuk merasakan penderitaan Kristus, dan Allah memenuhi keinginan Paulus. Paulus bersukacita dan merasa bangga, karena dia dilayakkan menderita bersama-sama dengan Kristus.

Setelah kita memahami mengapa Paulus bersukacita karena dia boleh menderita untuk jemaat Tuhan, kita masih diperhadapkan pada kalimat yang juga masih sulit dipahami dan sering disalah mengerti. Masih dalam ayat 24 dikatakan, “…dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuhNya, yaitu Jemaat.”

Jika kita membaca nats ini sepintas, maka akan timbul pertanyaan, “Apakah masih ada yang perlu digenapkan? Apakah masih ada yang kurang pada penderitaan Kristus? Apakah penderitaan Paulus memberikan kontribusi terhadap keselamatan? Apakah penderitaan Kristus itu belum lengkap dan sempurna? Inilah sederetan pertanyaan yang muncul ketika kita membaca nats ini. Namun jika Anda memahami penjelasan yang telah saya sampaikan sebelumnya, maka Anda akan mudah memahami nats ini karena sangat berkaitan.

Mari kita perhatikan lebih dahulu kata yang digunakan untuk kata penggenapan yaitu ἀνταναπληρόω (antanaplēroō). Kata tersebut bukan berarti penggenapan atau menyempurnakan. Kata ini berarti tambahan yang bukan dalam pengertian kurang, tetapi memiliki arti bukan yang utama. Jadi frase ini sejajar dengan frase sebelumnya, yang menjelaskan bahwa Paulus merasakan penderitaanKristus atau Paulus menderita bersama-sama dengan Kristus. Penekanannya bukan pada penderitaan Paulus tetapi pada penderitaan Kristus.

Paulus memahami betul bahwa setiap jemaat yang menderita merupakan penderitaan Kristus. Jika jemaat dianiaya, maka Kristuslah yang dianiaya. Paulus menemukan kebenaran ini, ketika Yesus menanyakan mengapa Paulus menganiaya Yesus. Jadi frase ini menjelaskan bahwa sampai saat ini Yesus juga menderita ketika umatNya teraniaya, dan Paulus sebagai pengikut Kristus ikut merasakan penderitaan itu. Paulus ikut ambil bagian dalam penderitaan Yesus, namun bukan yang utama, hanya bagian yang sangat kecil. Penderitaan Paulus tidak dapat dibandingkan dengan penderitaan Yesus, apalagi jika dikatakan bahwa Paulus melengkapi atau menyempurnakan penderitaan Kristus.

Di dalam konteks turut menderita, Paulus menjelaskan komitmennya untuk terus melayani Tuhan. Paulus melayani jemaat dalam pemberitaan Firman, pengajaran dan penasihatan. Namun dari semuanya itu, fokus dari pengajarannya adalah Kristus. Apapun yang Paulus lakukan, tujuannya hanya satu, yaitu membimbing orang supaya bertumbuh dan sempurna dalam Kristus. Paulus mengatakan bahwa dia melakukan semuanya itu dengan kesungguhan hati dan dengan sekuat tenaga.