Close

Not a member yet? Register now and get started.

lock and key

Sign in to your account.

Account Login

Forgot your password?

PEMBERITAAN INJIL DENGAN KEKUATAN ROH (1 Kor 2:1-5)

04 Mar Posted by in Uncategorized | Comments

Dalam topik  menceritakan kisah Bill Cutts, seorang missionaris yang cacat dan lemah tubuh diutus ke Irian Jaya. Sekalipun dia secara fisik lemah, namun Allah memampukan dia untuk memberitakan kabar kesukaan bagi penduduk di Irian Jaya.
Jika kita melihat kitab Korintus pasal dua, Paulus kembali menekankan bahwa pemberitaan Injil yang dia lakukan bukan dengan kekuatannya, bukan dengan hikmat yang dia miliki, tetapi dengan kekuatan Allah. Mari kita perhatikan 1 Kor 2:1-5 yang berkata, “Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.”
Dalam ayat 1 Paulus kembali menekankan bahwa ketika dia datang dan tinggal bersama-sama dengan jemaat yang ada di Korintus, dia tidak memberitakan Injil dengan kalimat-kalimat yang indah atau kata-kata yang muluk-muluk, tetapi dengan kata-kata yang sederhana, tetapi disertai dengan kuasa dari Roh Kudus. Hal itu Paulus tekankan kembali pada ayat 4, bahwa ucapan-ucapannya dalam pemberitaan Injil bukan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh.
Kata “hikmat yang meyakinkan” dalam bahasa Yunani digunakan kata peithos yang artinya bujukan. Dalam pemberitaan Injil, Paulus tidak pernah membujuk orang untuk mempercayai Injil yang dia beritakan. Pemberitaan Injil bukanlah suatu bujukan, tetapi suatu deklarasi. Kita tidak perlu membujuk orang supaya mempercayai Injil. Kita tidak perlu membujuk orang supaya menjadi seorang Kristen. Yang perlu kita lakukan adalah mendeklarasikan Injil itu sendiri, dengan keyakinan bahwa Roh Kudus akan bekerja dalam diri setiap orang, supaya mereka percaya kepada Injil Yesus Kristus yang menyelamatkan.
Sering orang bertanya kepada saya bagaimana cara melakukan penginjilan yang efektif. Pada umumnya orang yang mengajukan pertanyaan itu adalah orang-orang yang belum pernah memberitakan Injil dengan alasan tidak tahu caranya. Memang ada banyak cara atau metode pemberitaan Injil, namun keefektifannya bukan tergantung pada metodenya, karena satu metode tidak bisa diterapkan pada segala situasi dan segala tempat.
Keefektifan pemberitaan Injil bukan terletak pada metode, tetapi terletak pada ketergantungan kita pada kuasa Roh Kudus. Dan cara yang paling efektif untuk pemberitaan Injil adalah dengan memberitakan Injil itu sendiri. Tetapi banyak orang yang enggan memberitakan Injil dengan alasan tidak tahu metode yang paling tepat, yang menurut hemat saya, alasan yang sesungguhnya adalah tidak memiliki komitmen untuk pemberitaan Injil.
Saudara, ayat 4 dalam terjemahan NIV berkata, “My message and my preaching were not with wise and persuasive words, but with a demonstration of the Spirit’s power”. Pemberitaan Injil bukan bersandar pada hikmat manusia. Pemberitaan Injil juga bukan dengan kalimat yang indah atau bujukan, tetapi pemberitaan Injil harus bersandar pada kekuatan Roh Kudus, supaya Roh Kudus bekerja dalam diri setiap orang yang mendengar Injil itu sendiri. Jika pemberitaan Injil yang kita lakukan bersandar pada kekuatan Roh Kudus, maka Allah akan mendemonstrasikan kuasanya dalam pemberitaan Injil yang kita lakukan. Jika hal ini kita lakukan, maka setiap orang yang menerima Injil Kristus akan bersandar dan bergantung pada kekuatan Allah.
Paulus sendiri mengatakan dalam ayat 3 bahwa ketika dia berada ditengah-tengah orang Korintus, dia berada dalam kelemahan, dalam perasaan takut dan gentar. Saya percaya ada banyak hal yang membuat Paulus merasa lemah, takut dan gentar. Paulus merasa lemah, karena dia bukanlah orang yang fasih berbicara. Paulus merasa takut karena orang Korintus bisa saja menolak dia dan bahkan mengancam jiwanya. Namun dia tetap bertekad untuk memberitakan Injil, karena dia tahu dengan kuasa apa dia memberitakan Injil itu. Dia memberitakan Injil dengan bersandar pada kekuatan Roh Kudus.
Apakah Anda pernah merasa tidak berdaya dalam memberitakan Injil? Apakah Anda pernah merasa takut untuk memberitakan Injil? Pauluspun pernah mengalami perasaan yang sama. Sayapun pernah mengalami perasaan yang sama. Dan jika Anda memiliki perasaan yang sama, pesan saya adalah supaya Anda mulai memberitakan Injil, dan Roh Kudus akan menolong Anda.
Mari kita kembali memperhatikan ayat 2 yang berkata, “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.” Satu-satunya keinginan Paulus adalah bahwa Yesus Kristus nyata ditengah-tengah umat yang ada di Korintus. Paulus tidak memiliki keinginan yang lain, dan itulah sebabnya dia berkata, “Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa.” Paulus tidak memiliki keinginan yang lain, selain melihat bahwa Yesus Kristus dikenal dandipercaya oleh penduduk kota Korintus. Itulah kerinduan dan keinginan Paulus satu-satunya dalam pelayanannya.
Tidak ada seorangpun yang telah diselamatkan, yang tidak menyampaikan kabar keselamatan itu kepada orang lain. Dengan kata lain, setiap orang Kristen pasti melakukan pemberitaan Injil. Tetapi apakah Anda memiliki keingingan seperti yang dimiliki Paulus? Apakah Anda memiliki keinginan yang kuat bahwa ditempat dimana Anda berada, disitu orang-orang akan mengenal Kristus? Apakah Anda memiliki keinginan yang kuat bahwa orang-orang disekitar Anda akan mengenal Kristus? Jika Anda memiliki keinginan yang seperti itu, maka Anda tidak akan pernah berhenti, sebelum melihat orang-orang disekitar Anda merasakan kasih Kristus. Anda tidak akan berhenti memberitakan kasih karunia dan keselamatan dari Yesus Kristus, sebelum orang-orang yang disekitar Anda menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya.

By : ” Buku Kehidupan Kristiani
dalam Dunia yang Rusak
(Christianity in Corrupt World)”

Back to the Bible Indonesia

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.