Close

Not a member yet? Register now and get started.

lock and key

Sign in to your account.

Account Login

Forgot your password?

SIKAP TERHADAP DOSA (1 Kor 5: 1-13)

03 Apr Posted by in Uncategorized | Comments

Dalam topik sebelumnya kita telah membahas tentang sikap Paulus yang sangat keras dalam menegur jemaat yang ada di Korintus. Dalam mengakhiri pasal 4 Paulus berkata, “… Haruskah aku datang kepadamu dengan cambuk…?” Mungkin dalam bab sebelumnya kita belum dapat memahami mengapa Paulus begitu marah kepada jemaat yang ada di Korintus, namun dalam pembahasan ini kita akan memahami alasan Paulus memberikan teguran yang sangat keras bagi jemaat Korintus.
Mari kita perhatikan 1 Korintus 5:1-13 yang berkata, “Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu? Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku–sama seperti aku hadir–telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu. Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan? Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran. Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama. Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.”
Dalam ayat 1 Paulus mengatakan bahwa diantara orang-orang Kristen yang ada di Korintus ada yang melakukan percabulan, dan kasus yang sangat memalukan itu telah terdengar oleh masyarakat umum yang bukan orang Kristen. Paulus menyatakan bahwa percabulan yang terjadi diantara orang Kristen yang ada di Korintus merupakan percabulan yang sangat memalukan, bahkan hal seperti itu tidak ditemukan di antara masyarakat yang tidak mengenal Allah.
Paulus menjelaskan hal tersebut untuk menunjukkan betapa rendahnya moralitas orang Kristen yang ada di Korintus. Orang yang tidak mengenal Allah saja tidak melakukan percabulan seperti itu, tetapi malah orang Kristen yang melakukannya. Mengapa Paulus mengatakan bahwa itu sangat memalukan? Karena percabulan itu dilakukan oleh seorang anak dengan istri ayahnya. Bukankah ini sangat menjijikkan? Di masyarakat manapun tindakan seperti ini tidak dapat diterima,namun kasus ini terjadi di antara jemaat di Korintus.
Yang membuat kasus ini semakin parah adalah karena gereja Tuhan yang ada di Korintus tidak melakukan tindakan apa-apa atau sanksi gereja terhadap orang yang berbuat demikian. Itulah sebabnya Paulus dalam ayat dua mengatakan bahwa sepatutnyalah gereja Tuhan yang ada di Korintus merasa malu dan berdukacita, atas dosa yang dilakukan oleh anggota jemaat. Selain itu, sudah seharusnya orang-orang yang demikian dijatuhkan sanksi atau siasat gereja.
Lebih lanjut Paulus mengatakan bahwa sekalipun dia tidak hadir di Korintus, namun dia bersama hamba Tuhan yang ada di Korintus harus menjatuhkan hukuman terhadap orang yang melakukan percabulan. Hamba-hamba Tuhan memiliki kuasa dari Yesus Kristus untuk menjatuhkan hukuman atas orang yang melakukan dosa percabulan. Apakah hukuman yang harus dijatuhkan terhadap orang yang demikian? Dalam ayat 5 Paulus mengatakan bahwa orang yang demikian harus diserahkan kepada Iblis, dengan harapan sekalipun binasa tubuhnya namun rohnyabisa diselamatkan pada hari Tuhan.
Mungkin timbul pertanyaan bagi kita, apakah yang dimaksud dengan diserahkan kepada Iblis? Yang Paulus maksudkan dengan menyerahkan kepada Iblis adalah mengeluarkan orang tersebut dari persekutuan orang percaya. Orang-orang yang melakukan percabulan harus dikeluarkan dari gereja. Ini merupakan beban yang sangat berat, dan itulah sebabnya Paulus mengatakan bahwa kita dengan perasaan duka harus mengeluarkan mereka dari persekutuan orang percaya dan menyerahkannya kepada Iblis.
Kita melakukan tindakan ini bukan didasarkan pada kebencian atau keinginan untuk menghukum. Hal ini harus dilakukan untuk mendidik jemaat supaya tidak bermain-main dengan dosa. Gereja harus terus menjaga kemurnian ajaran dan kekudusan hidup. Hal ini juga dilakukan dengan harapan supaya orang yang bersangkutan bertobat. Saya percaya ini merupakan beban yang berat, dan tidak sedikit gereja yang enggan melakukan hal ini, atau juga mungkin tidak berani. Jika kita tidak berani melakukan hal ini, maka kredibilitas dan integritas gereja Tuhan akan dipertanyakan.
Mungkin Anda bertanya, “Bukankah kita harus mencari domba-domba yang hilang? Bukankah Allah memerintahkan kita mencari domba yang hilang? Mengapa kita justru mengusirnya?” Kita memang harus mencari domba yang hilang, tetapi bukan domba yang memberontak. Jika mereka mau bertobat, kita akan menerima mereka kembali menjadi anggota jemaat Tuhan. Tetapi jika mereka tidak mau bertobat dan tetap hidup dalam dosanya, maka tidak ada pilihan bagi kita. Kita harus mengeluarkannya dari gereja Tuhan. Saya sadar betul bahwa ini bukanlah tugas yang mudah, tetapi kita harus melakukannya, sekalipun dengan dukacita.
Kemudian dalam ayat 6, ketika Paulus berbicara tentang ragi, dia berbicara tentang benih dosa dan tabiat dosa. Paulus mengatakan benih dosa dan tabiat dosa sanggup menghancurkan kesaksian Kristiani. Bahkan satu orang anggota jemaat yang melakukan dosa akan menyebabkan gereja Tuhan terseret kedalam kesaksian yang buruk.
Dalam ayat 7 Paulus mengatakan bahwa kita harus membuang ragi yang lama, yaitu tabiat dosa dan benih dosa. Kita harus membuang tabiat yang jahat, yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, karena kita telah disucikan oleh darah Anak Domba Allah. Kemudian Paulus mengajak umat percaya untuk hidup berkemenangan.
Ketika Paulus mengajak umat Tuhan untuk berpesta dalam ayat 8, yang dia maksudkan adalah hidup yang berkemenangan. Sejak kita diselamatkan, kita memiliki hidup yang berkemenangan. Kita setiap hari merayakannya, tetapi bukan dengan ragi yang lama, yaitu dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan kemurnian dan kebenaran. Ketika Paulus mengajak kita berpesta, dia mengajak kita untuk merayakan kemenangan di dalam Kristus dengan membuang segala kejahatan dan hidup dalam kesucian dan kebenaran.
Kemudian dalam ayat 9-11, Paulus kembali menegaskan supaya kita tidak bergaul dengan orang-orang cabul. Paulus menjelaskan bahwa yang dia maksud dengan orang-orang cabul bukanlah orang yang tidak percaya yang hidup dalam percabulan dan dosa, tetapi orang-orang yang mengaku dirinya sebagai orang Kristen tetapi hidup dalam dosa. Karena jika kita harus menjauhkan diri dari orang-orang berdosa, maka kita harus meninggalkan dunia ini (ayat 10). Tetapi yang Paulus maksudkan adalah supaya kita tidak bergaul dengan orang-orang Kristen yang jatuh dalam dosa. Dan ini merupakan tindakan untuk menjatuhkan sanksi kepada orang Kristen yang hidup dalam dosa. Paulus mengatakan bahwa kita tidak memiliki wewenang untuk menghukum orang yang tidak seiman, tetapi kita memiliki wewenang untuk menjatuhkan sanksi terhadap orang seiman. Karena itu dalam ayat 13 dengan tegas Paulus berkata, “Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.”

By : ” Buku Kehidupan Kristiani
dalam Dunia yang Rusak
(Christianity in Corrupt World)”

Back to the Bible Indonesia

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.