Close

Not a member yet? Register now and get started.

lock and key

Sign in to your account.

Account Login

Forgot your password?

TEGAKKANLAH KEADILAN (1 Kor 6: 1-11)

08 Apr Posted by in Uncategorized | Comments

Salah satu profesi yang paling laris dan paling banyak menghasilkan uang dalam beberapa tahun terakhir ini adalah profesi sebagai pengacara. Kita melihatbegitu banyak tersangka yang diajukan ke pengadilan, dan hal ini membutuhkan seorang pengacara. Saya yakin pada hakekatnya tugas seorang pengacara merupakan tugas yang mulia, dan karena itu saya berharap mereka senantiasa menjaga kesucian tugas mereka. Para tersangka yang diajukan ke pengadilan juga merupakan hal yang baik, karena pengadilan merupakan lembaga yang paling objektif dalam menentukan seseorang bersalah atau tidak.
Sekalipun saya sangat menghormati lembaga peradilan, namun saya sangat sedih jika ada seorang Kristen mengajukan seorang Kristen lainnya ke depan pengadilan. Hal ini bukan karena saya tidak mempercayai lembaga peradilan, tetapi karena saya merasakan adanya kegagalan diantara kalangan umat Kristen dalam memecahkan perselisihan sesama umat percaya, sehingga sebuah kasus harus diajukan di depan publik.
Saya kira, itulah yang dirasakan Paulus ketika dia berkata dalam 1 Kor 6:1-11, “Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus? Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti? Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari. Sekalipun demikian, jika kamu harus mengurus perkara-perkara biasa, kamu menyerahkan urusan itu kepada mereka yang tidak berarti dalam jemaat? Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya? Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya? Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan? Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu. Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.”
Dalam ayat 1 Paulus menegur jemaat di Korintus yang berani mencari keadilan kepada orang-orang yang tidak seiman. Kata berani dalam konteks ini bukanlah lawan kata dari takut. Kata berani dalam konteks ini memiliki pengertian tidak memiliki rasa malu. Apa yang hendak dikatakan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus adalah, “Apakah kamu tidak malu mengajukan saudaramu seiman ke pengadilan?”
Bagi Anda yang sedang berselisih dengan seorang Kristen lainnya dan sudah punya rencana untuk mengajukan mereka kepengadilan, dengarkanlah firman Tuhan ini. Apakah Anda tidak merasa malu untuk mengajukan saudara seiman Anda ke pengadilan? Saya berharap supaya Anda merenungkan pengajaran ini. Menuntut saudara seiman ke pengadilan bukan merupakan solusi terbaik, dan cenderung merupakan tindakan yang memalukan.
Lebih lanjut Paulus dengan gaya retorika bertanya, “Tidak tahukah kamu bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia?” Jika kita mempunyai perselisihan dengan orang percaya lainnya, maka kita jangan terburu-buru mengajukan saudara kita itu ke pengadilan, karena masih ada orang-orang kudus yang mampu menyelesaikan permasalahan tersebut. Dari ayat 2 sampai ayat 6 Paulus memberikan argumentasi yang panjang lebar, mengapa kita tidak perlu mengajukan saudara seiman ke pengadilan, karena masih ada orang kudus yang mampu memecahkan permasalahan tersebut. Paulus mengatakan bahwa jika ada seorang Kristen mengajukan saudaranya seiman ke pengadilan, menunjukkan bahwa orang-orang kudus telah gagal melaksanakan tugasnya. Diajukannya seorang beriman ke pengadilan menunjukkan kegagalan orang-orang kudus dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Melalui nats ini, kita diajak supaya jangan terburu-buru mengajukan saudara seiman ke pengadilan. Saya mengajak saudara untuk membawa perkara Anda ke gereja lokal dimana Anda beribadah, atau kepada hamba-hamba Tuhan yang lain, karena saya percaya, mereka dapat memberikan solusi yang terbaik.
Pada saat yang sama, nats ini juga merupakan teguran kepada para hamba Tuhan, supaya mereka sungguh-sungguh menolong orang percaya lainnya dalam menyelesaikan sebuah perselisihan di antara anggota jemaat. Melalui nats ini, para hamba Tuhan diingatkan dan disadarkan, bahwa kita memiliki segudang tanggungjawab. Sebagai hamba Tuhan, kita memiliki tanggungjawab untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi diantara anggota jemaat.
Lebih lanjut dalam ayat 7 Paulus mengatakan bahwa ada saja perkara di antara anggota jemaat sudah merupakan sebuah kekalahan. Kata kekalahan yang digunakan dalam konteks ini adalah hettema yang berarti kesalahan dan kegagalan. Paulus menjelaskan bahwa munculnya perselisihan diantara anggota jemaat sudah merupakan kegagalan sebagai seorang Kristen. Jika konflik muncul diantara kita, ini menunjukkan bahwa kita sudah gagal untuk bersikap sebagai seorang Kristen. Munculnya konflik diantara saudara seiman merupakan kesalahan kedua belah pihak. Inilah yang dimaksudkan oleh Paulus ketika dia mengatakan bahwa dengan munculnya konflik sudah merupakan kekalahan bagi kedua belah pihak. Tidak ada satu pihakpun yang akan meraih kemenangan dari sebuah konflik, walaupun kelihatannya dia meraih kemenangan, namun pada hakekatnya kedua belah pihak akan terluka, dan kedua belah pihak telah gagal untuk bersikap sebagai seorang Kristen.
Setelah Paulus menyadarkan jemaat di Korintus bahwa dengan adanya konflik telah mengakibatkan kerugian dan kekalahan bagi kedua belah pihak, Paulus lebih lanjut menjelaskan bahwa adalah lebih baik menderita kerugian dan menderita ketidak adilan, jika hal itu bisa menyelesaikan konflik. Saya yakin bahwa kita semua pernah merasa diperlakukan tidak adil. Jika kita bisa atau mau menerima perlakuan itu, maka konflik yang menimbulkan dampak yang lebih buruk akan terhindarkan. Disamping itu saya percaya, jika kita melakukan itu dengan kesadaran sendiri, Tuhan yang adil itu akan bertindak bagi kita.
Dalam ayat 9 Paulus memberikan pernyataan yang tegas, “Jangan sesat.” Kata sesat yang digunakan dalam konteks ini adalah planao yang berarti jangan menyimpang dan jangan tertipu ataupun menipu diri sendiri. Jika kita berpikir bahwa orang berdosa bisa masuk Sorga, kita telah tertipu. Jika kita menyangka bahwa orang jahat bisa masuk Sorga, kita keliru. Jika kita berpikir bahwa orang yang berbuat tidak adil bisa masuk Sorga, kita berada dijalan yang salah. Paulus berkata, “Jangan sesat.” Karena semua orang yang seperti itu tidak akan masuk Sorga.
Salah satu hal yang ironis adalah bahwa kita sendiri pernah berbuat tidak adil terhadap saudara kita seiman. Jika hal ini kita lakukan, kita harus bertobat. Janganlah kita mengulangi kesalahan yang sama pada masa lalu, karena kita merupakan orang-orang yang telah disucikan dan diselamatkan oleh darah Yesus. Dalam ayat 11 Paulus berkata, “…beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.” Karena itu, marilah kita bertindak sebagai seorang Kristen.

By : ” Buku Kehidupan Kristiani
dalam Dunia yang Rusak
(Christianity in Corrupt World)”

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.