Close

Not a member yet? Register now and get started.

lock and key

Sign in to your account.

Account Login

Forgot your password?

TANPA KEBANGKITAN KRISTUS, SEMUANYA SIA-SIA (1 Korintus 15: 12-20)

15 Aug Posted by in Uncategorized | Comments

Dalam bab sebelumnya saya telah menjelaskan bahwa ada banyak orang yang mencoba menyangkal berita tentang kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Salah satu cara atau usaha penyangkalan akan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian adalah penyangkalan akan kematian-Nya. Banyak orang yang meragukan kematian Yesus, dengan mengatakan bahwa Yesus tidak pernah mati di kayu salib, dan yang mati itu bukanlah Yesus, melainkan seseorangyang menyerupai Yesus. Itulah sebabnya dalam awal 1 Korintus pasal 15 ini dengan tegas Paulus mengatakan bahwa Yesus benar-benar mati dan dikuburkan, dan kematian serta penguburannya itu sesuai dengan kitab suci.

Selain itu, usaha penyangkalan akan kebangkitan Kristus dari kematian adalah munculnya ajaran bahwa tidak ada kebangkitan dari kematian. Pengajaran ini dilakukan supaya orang-orang tidak mengakui bahwa adanya kebangkitan orang mati. Jika orang-orang tidak percaya akan adanya kebangkitan orang mati, maka mereka juga tidak akan percaya bahwa Kristus bangkit dari kematian. Pengajaran seperti ini juga terdapat di Korintus. Itulah sebabnya dalam 1 Korintus 15:12-20, Paulus dengan tegas mengajarkan tentang kebangkitan orang mati. Paulus berkata, “Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapiandaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus–padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.”

Ayat 12 menunjukkan bahwa ada pengajaran yang meluas di antara jemaat Korintus bahwa tidak ada kebangkitan orang mati. Sayangnya, pengajaran sepertiini dipercaya oleh orang kristen yang ada di Korintus. Berita ini sampai kepada Paulus, dan itulah sebabnya Paulus menjelaskan doktrin tentang kebangkitan, serta konsekwensi dari ajaran yang menyangkal kebangkitan orang mati.

Dari ayat 13-18, Paulus menjelaskan konsekwensi dari ajaran yang menyangkal kebangkitan orang mati. Paulus mengatakan bahwa ajaran yang menyangkal kebangkitan orang mati memberikan dampak yang sangat luas, terlebih berita kebangkitan merupakan pilar iman orang kristen.

Konsekwensi yang pertama dari ajaran yang menyangkal berita kebangkitan adalah, jika orang mati tidak dibangkitkan maka Kristus juga tidak akan dibangkitkan. Orang kristen di Korintus tidak menyadari dampak yang pertama ini. Mereka tidak berpikir bahwa jika mereka meragukan kebangkitan orang mati, maka pada saat yang bersamaan, mereka juga meragukan kebangkitan Kristus. Kristus tidak mungkin dibangkitkan, jika tidak ada kebangkitan orang mati. Tetapi kebangkitan Kristus, merupakan bukti bahwa orang mati juga akan dibangkitkan pada masa penghakiman.

Konsekwensi yang kedua adalah, jika Kristus benar-benar  tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan para rasul. Inti pemberitaan para rasul adalah Kristus yang telah disalibkan dan dikuburkan itu telah bangkit. Kuasa maut tidak dapat menahan Yesus di dalam kubur. Kuasa maut dihancurkan. Kebangkitan Yesus merupakan bukti kemenangan atas maut. Inilah inti pemberitaan pada rasul. Dan jika benar bahwa Yesus tidak dibangkitkan, maka pemberitaan mereka menjadi omong kosong.

Konsekwensi yang ketiga adalah, jika Kristus tidak benar-benar dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kita. Iman kita bertumpu pada kebangkitan Kristus. Tidak ada gunanya mempercayai Kristus yang mati. Tidak ada gunanya mempercayai Kristus yang tidak bangkit. Jika Kristus tidak bangkit, maka iman kita menjadi sia-sia. Mengapa? Karena jika Kristus tidak dibangkitkan, maka kita masih tetap hidup dalam dosa kita. Kebangkitan Kristus merupakan bukti bahwa upah dosa yaitu maut, telah dibayar. Kebangkitan Kristus merupakan jaminan akan hidup yang kekal. Dan jika berita kebangkitan ini tidak benar, maka upah dosa kita tidak dibayar lunas, sehingga kita masih tetap hidup dalam dosa kita.

Konsekwensi yang keempat adalah, jika Kristus tidak dibangkitkan, maka kita telah menjadikan Allah sebagai Allah yang pembohong. Mengapa? Karena kitalah yang mengatakan bahwa Allah telah membangkitkan Kristus dari kematian. Jika kita mengatakan bahwa Allah membangkitkan Kristus, padahal berita ini tidak benar, maka kita telah menjadikan Allah sebagai pembohong. Karena itu, jika Kristus tidak benar-benar dibangkitkan, kita telah menambah dosa kita dengan mengatakan bahwa Kristus telah bangkit. Bahkan dosa yang kita lakukan lebih besar, karena kita menjadikan Allah sebagai Allah yang pembohong.

Konsekwensi yang kelima adalah, jika Kristus tidak dibangkitkan, maka binasalah semua orang yang mati  dalam Kristus (ayat 18). Orang kristen tidak memiliki pengharapan akan masa depan. Orang kristen tidak memiliki pengharapan dalam kekekalan.Orang kristen tidak memiliki pengharapan akan kehidupan di Sorga kekal. Bukankah hal ini sangat menyedihkan? Jika Kristus tidak benar dibangkitkan, maka kita merupakan orang yang paling malang di dunia ini. Kita mengharapkan sesuatu yang sia-sia. Kita berpikir bahwa satu saat kita akan hidup bersama Yesus di Sorga, namun kenyataannya tidaklah demikian, karena Kristus tidak dibangkitkan.

Paulus mengatakan bahwa kekristenan bukanlah yang menyangkut kehidupan masa kini. Kekristenan tidak berfokus pada kehidupan di dunia ini, tetapi berfokus pada kehidupan di Sorga. Memang benar bahwa sebagai orang Kristen, kita akan menikmati berkat Tuhan di dunia ini, tetapi itu bukanlah pokok utama. Yang paling utama adalah kehidupan bersama Yesus di Sorga. Jika hal ini hanya merupakan khayalan, maka kita merupakan orang yang paling malang di dunia ini.

Namun dalam ayat 20, Paulus memberikan kabar sukacita dengan berkata, “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” Sekalipun ada doktrin yang menyangkal kebangkitan orang mati, namun kebenarannya adalah bahwa Kristus benar-benar bangkit, sesuai dengan Kitab Suci dan disaksikan oleh orang banyak. Karena itu, kita tidak perlu meragukan kebangkitan Yesus Kristus.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa Yesus Kristus dikatakan sebagai yang sulung yang dibangkitkan dari orang-orang yang telah meninggal? Bukankah telah ada beberapa orang yang meninggal yang dihidupkan kembali? Bukankah anak janda dari Sarfat itu dibangkitkan oleh Elia? (1 Raja 17: 23-24). Bukankah Henok naik ke Sorga (Kej 5:24)? Bukankah Elia juga naik ke Sorga (2 Raja 2:11). Bukankah Yesus yang membangkitkan Lazarus? Jadi mengapa Yesus dikatakan sebagai yang sulung atau buah sulung yang bangkit dari kematian?

Memang anak janda dari Sarfat itu hidup kembali dari kematian, namun dia akan mati kembali. Memang benar bahwa Henok dan Elia naik ke Sorga, namun bukan dalam konteks karya keselamatan. Memang benar bahwa Lazarus dibangkitkan kembali, namun dia juga akan mengalami kematian kembali. Namun Yesuslah yang pertama kali dibangkitkan dalam konteks karya keselamatan, dan Dialah yang akan berkuasa dan memerintah.

Berbicara mengenai buah sulung atau yang sulung, bukan sekedar yang pertama, tetapi juga menyangkut otoritas atau yang memerintah. Yesus dikatakan sebagai buah sulung, bukan karena Dia merupakan hasil pertama yang bangkit dari kematian dalam karya penebusan Allah, tetapi juga bahwa Dialah yang berkuasa dan yang memerintah. Itulah sebabnya kebangkitan Kristus dari kematian, menjamin keselamatan dan kehidupan yang kekal bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.